SESEORANG yang terluka pasti ingin segera sembuh. Bukan sekedar sembuh tapi organ yang terluka juga berfungsi optimal dengan hasil yang baik. Penyembuhan luka merupakan proses usaha untuk memperbaiki kerusakan jaringan. Luka ini umumnya akibat trauma benda tumpul atau tajam, sengatan listrik, ledakan maupun gigitan hewan.
Penemuan agen penyembuh luka yang efisien diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Salah satu agen tersebut adalah chitosan yang ternyata efektif mempercepat proses epitelisasi, kolagenisasi, menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi.
"Penggunaan salep chitosan ternyata mampu menyembuhkan luka dengan waktu lebih cepat dibandingkan dengan salep tanpa chitosan. Salep chitosan juga menghasilkan penyembuhan yang kuat karena mampu menebalkan kolagen sehingga kulit tidak mudah iritasi kembali," ungkap peneliti yang juga mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Aditiya Pramudya W, belum lama ini.
Dia memaparkan hasil penelitian bersama Rizqi Afrian, Barii Hafidh Pramono, Fitri Rizkia Putri, dan Arian Surya. Penelitiannya mengambil tema Pengaruh Salep Chitosan terhadap Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Putih.
Penggunaan salep chitosan juga menghasilkan jumlah fibroblas paling sedikit. Hal ini menunjukkan chitosan telah menghasilkan penyembuhan sempurna karena semakin sempurna penyembuhan suatu luka, semakin sedikit jumlah fibroblasnya. Karenanya, ini juga menjadikan luka tidak berbekas.
Menurut Aditiya, prevalensi masyarakat menderita luka terbuka sangat tinggi. Namun dalam pengobatannya, kebanyakan menggunakan antiseptik yang membutuhkan waktu lama dan belum sempurna.
Chitosan merupakan turunan kitin yang berasal dari cangkang kepiting atau udang. Melalui proses deprotenisasi, cangkang tersebut diolah menjadi kitin hingga akhirnya menjadi chitosan. Dipilihnya chitosan karena sebagai negara maritim, Indonesia memiliki hasil laut, termasuk kepiting yang melimpah.
"Saat ini banyak masyarakat yang hanya manfaatkan daging kepiting ataupun udang sedangkan cangkannya dibuang jadi limbah padahal manfaatnya besar," imbuhnya.
Karena itu jangan sia-siakan limbah kulit udang dan kepiting. Selain efektif menyembuhkan luka, ekstrak zat kerak yang lebih populer atau chitosan mampu mengatasi tekanan darah tinggi, diabetes, hati, kanker, dan gangguan organ tubuh. Bahkan ekstrak ini diyakini bisa digunakan sebagai bahan pengawet makanan.
sumber: www.suaramerdeka.com
Kamis, 14 Oktober 2010
Chitosan Cangkang Kepiting Sembuhkan Luka


0 komentar:
Posting Komentar