Berjarak sekitar 15 km di sebelah barat Kota Purwokerto, Curug Cipendok terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Jalan masuk mulus hingga ke area air terjun. Sepanjang kiri dan kanan jalan, kesuburan lahan pertanian menghampar hingga kaki bukit.
Asal mula nama Curug Cipendok memiliki kisah tersendiri. Ketika usai Perang Diponegoro, pemerintah kolonial Belanda menugaskan Wedana Ajibarang bernama R. Ranusentika bekerja rodi membabat hutan di lereng gunung ini. Untuk mengusir rasa bosan dan lelah, dia pergi memancing ikan di sebuah air terjun yang dibawahnya terdapat ceruk atau kedung yang dalam.
Ketika kail diarahkan ke kedung, R. Ranusentika merasa ujung kail ditarik oleh seekor ikan yang besar, namun ketika ujung kail ditarik, bukanya ikan yang besar yang tersangkut mata kail, melainkan pendok atau warangka keris berwarna kuning keemasan yang tersangkut mata kail. Sejak saat itulah air terjun ini dinamai Curug Cipendok.Curug Cipendok dipugar dan dibuka untuk umum sejak tahun 1984.
Jika Anda ingin mengunjungi Curug Cipendok, siap-siaplah membawa payung atau jas hujan, minimal pakaian ganti. Sebab kalau memasuki kawasan Curug Cipendok, Anda pasti ”kehujanan”. Ini dikarenakan Curug Cipendok adalah air terjun yang memiliki ketinggian hampir 100 meter sehingga titik-titik air membasahi daerah sekitarnya, meski tidak turun hujan. Curug Cipendok menjadi daya tarik tersendiri, karena lingkungan alamnya masih betul-betul alami. Antara Curug Cipendok dengan tempat parkir mobil masih tersisa sekitar 500 meter. Namun jangan khawatir, perjalanan 500 meter jalan dari pintu masuk menuju curug tidak bakal membuat bosan. Justru sebaliknya, perjalanan tersebut membuat pengunjung dibawa memasuki alam yang masih asri. Dengan jalan yang naik turun, wisatawan yang datang akan disambut dengan suara-suara serangga khas hutan tropis.
Setelah berjalan sekitar 15-20 menit, sebelum sampai Curug Cipendok akan terdengar suara gemuruh seperti hujan lebat. Itulah suara air terjun yang turun dari ketinggian hampir 100 meter tersebut. Udara dingin ditambah dengan titik-titik air membuat suasana damai dan fresh. Jika sudah agak siang, sinar matahari yang bersinar membuat pelangi tipis hasil pantulan titik-titik air yang turun.
Sumber : sinarharapan.co.id
0 komentar:
Posting Komentar