Senin, 18 Oktober 2010

Wisata Budaya di Desa Kaliwadas, Pusat Kerajinan Rebana

rebana-l Rebana adalah alat musik tradisional yang banyak dipakai untuk musik irama padang pasir. Pada musik gambus, kasidah dan hadroh adalah jenis kesenian yang sering menggunakan rebana. Di Desa Kaliwadas, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ribuan rebana dihasilkan dan dijual ke pasar domestik dan internasional. 
Ribuan Rebana
Di Desa Kaliwadas dihasilkan ribuan rebana yang dijual ke berbagai daerah, termasuk ke luar negeri. Hampir seluruh warganya membuat rebana. Jumlahnya mencapai 400an rumah usaha yang mempekerjakan empat hingga lima karyawan. Masruri salah satu pengusaha kecil pembuat rebana.

Masruri: "Ini unggul, produksi paling banyak, kalau mutunya kurang tahu. Kan ada lagi yang bikin lebih bagus. Kalau di sini mutunya ya mungkin sedang. Kalau produksi paling banyak, hampir satu desa kan bikin semua kan setiap rumah"
Desa ini terletak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di sini, berjajar rumah penduduk yang memajang rebana di depan rumah. Sakim, kepala Dusun Kaliwadas mengatakan, dari tahun ke tahun, produksi rebana di Kailwadas terus meningkat.
Tidak rumit
Sakim: "Tahun ke tahun ya dari saya, ingat saya tahun 50 sampai sekarang itu ya maju. Jadi umpamanya kan ada kadang kalau dari KKNlah, nanti kalau itu pohon itulah habis, ya kan? Sampai sekarang ya ditebangi macam apa ada saja pohon-pohon, sudah 180 orang yang bikin robana, maju sekali. Jumlahnya 180 orang yang itu kecil-kecil tapi cuman khusus di daerah-daerah Kaliwadas. Dibikin daerah lainnya gak maju. Bikin ke Tasik membawa tukang bubutnya ya gak jalan. Ke Sumatra, kan banyak pohon-pohon ya. Gak jalan, yang saya pribumi asli Kaliwadas yang tahu gitu dari jaman dulunya jadi itu maju saja"

Membuat rebana sebenarnya tidak rumit. Bingkainya dibuat dari papan kayu. Papan itu lantas dibentuk dengan kampak.
Bahan baku bingkai terbagus terbuat dari kayu sawo, kayu sana keling dan kayu laban. Namun yang paling banyak dipakai saat ini adalah kayu mangga dan suyudan karena gampang didapat.
Tidak sembarang orang
Meski tak rumit, tak sembarang orang bisa membuat bingkai rebana. Nah, kalau sudah ahli, dalam sehari seorang pekerja bisa menghasilkan 80 bingkai rebana.

Prosesnya seperti yang dijelaskan Nursidik, pengrajin rebana, " ...Itu dibakar, terus diampelas gitu. Tujuannya ben halus, ilangin yang kasar. Dibakar dulu terus diampelas, terus didasari pakai bensin. Tujuannya nutup pori-pori, memperkuat cat, yang pakai sirlak kan pakai bensin dulu, baru pakai kuas. Adanya sirlak itu spirtus, sirlak dicampur nah itu timpahkan baru itu pan jadi"
Papan kayu yang sudah halus itu lantas dibubut menjadi lingkaran.
Nur Sidik: "Ya langsung dibubut itu mah, itu yang dilubangi tengahnya jadi tiga. Satu bahan itu jadi tiga, pertama ukuran 33, kedua ukuran 25, ketiga ukuran 17. Tiga macem itu satu jam, yang satu bahan itu satu jam. Itu pake mesin, pakai listrik waktu dulu kan pake bambu yang begini ya lebih mudah. Dulu pakai kaki meganginya pakai kaki"
sumber: www.kbmwbu.jawatengah.go.id

0 komentar:

Posting Komentar