Kamis, 14 Oktober 2010

Kenali Gejala Pica pada Anak

Ibu dan Anak

image KETIKA teman-teman sebayanya lahap makan bubur racikan sang bunda, Jojo (3 tahun) justru asyik bergelut dengan bola mainannya. Tapi bola yang berada di tangan mungilnya bukan dimainkan, melainkan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Jangan sepelekan kondisi itu. Bila dialami anak dengan usia di bawah 18 bulan memang masih wajar. Sebab mereka umumnya belum dapat membedakan benda-benda yang dapat dimakan atau tidak. Namun bukan lagi hal yang wajar bila terjadi pada anak usia diatas 18-24 bulan.
Perilaku memakan benda-benda bukan makanan seperti pasir, kapur, pasta gigi, kertas dan benda lainnya dikategorikan sebagai perilaku tak normal yang disebut pica. Dalam buku DSM IV,Training Guide for Chilhood Disorders (1996), pica diartikan sebagai gangguan makan pada anak di atas usia 18-24 bulan.
Jika tak mendapat penangan serius, pica dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti keracunan, gangguan pencernaan, gangguan pada gigi juga infeksi parasit. Karena itu, kenalilah gejala-gejalanya. Hal berikut dapat berguna untuk diagnostik pica:
-Minimal selama satu bulan, si kecil makan benda-benda yang tak layak dimakan. Aktivitas itu dilakukannya terus menerus.
-Hati-hati jika pica disertai gangguan mental atau perkembangan pada anak. Misalnya, obsesif kompulsif dan schizoprenia. Hal ini butuh penanganan khusus.
-Perilaku itu bukan bagian dari kebiasaan, budaya atau praktik agama setempat.
Hingga kini, penyebab pica belum diketahui, meski telah banyak hipotesis terkait perilaku tersebut. Hipotesis itu mencakup berbagai faktor seperti pengaruh kultural, status sosial-ekonomi rendah, penyakit defisiensi, dan gangguan psikologis. Perlu diketahui, selain anak-anak, pica bisa terjadi pada ibu hamil dan orang dewasa.
sumber: www.suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar