RIBUT soal kandungan pengawet dalam mi instan tidak menjadikan Slamet menghentikan kesukaannya menyantap mi goreng. Tak ada kekhawatiran sedikitpun kendati sejumlah negara menarik mi instan produk Indonesia. Bahkan Rabu (13/10) pagi dia malah asyik dan lahap menikmati sarapan mi goreng.
"Kenapa harus takut? Sudah lama saya makan mi tapi mi pelangi, yang bahan dasarnya dari sayur, tanpa pewarna dan tanpa pengawet. Yang ribut biarlah ribut," ujar laki-laki setengah baya itu sembari meneruskan menyantap mi.
Dia bersama istrinya sudah cukup lama menjadi pelanggan Mie Pelangi 88 yang berlokasi di Jalan Lempuyangan No 1 Yogyakarta. Sudah tak terhitung berapa kali dia menikmati mi tanpa ada kekhawatiran ususnya tak beres gara-gara bahan pengawet. Mi dengan bahan dasar sayur memang lain, terasa lebih ringan di perut, tidak eneg, tak membuat mual atau mulas.
Pemilik warung, Nurmaedi membenarkan mi dari sayur tidak ada efek samping. Pelanggannya tak pernah komplain karena dia menyajikan mi segar yang harus habis dalam sehari. Mi ini memang tidak tahan lama, maklum tanpa bahan pengawet maupun
pewarna sedikitpun. Jadi setiap hari dia sajikan mi baru dan fresh.
"Jauh sebelum ada ribut-ribut kandungan pengawet di mi instan sudah banyak yang menyadari risiko mengkonsumi makanan berpengawet. Karena itu penggemar mi lantas berubah ke mi pelangi yang bahan dasarnya dari sayuran," ungkapnya.
Makin Ramai
Setelah geger mi instan, warungnya makin ramai. Dia mengakui ada peningkatan jumlah konsumen setiap hari meskipun tidak menghitungnya. Yang jelas berdasarkan pengamatannya, sejak pagi hingga malam menjelang tutup selalu ada konsumen. Tidak seperti sebelum ada kasus mi instan ditarik di sejumlah negara, yang kadang-kadang ada jeda tanpa pembeli.
"Dari waktu ke waktu selalu meningkat apalagi setelah ramai pemberitaan mi instan berpengawet. Banyak yang semakin menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tanpa pengawet," tutur laki-laki yang semula bekerja di kontraktor kemudian banting stir ke usaha kuliner.
Bahan dasar mi dari sawi, tomat dan wortel. Tiga jenis sayur ini bebas dikonsumsi bagi siapa saja, anak-anak sampai orang tua. Ketiganya bisa diolah menjadi mi ayam, pangsit, bakso, telur dengan harga terjangkau mulai dari Rp 6.000-Rp 9.500 perporsi.
Karena warungnya cukup ramai, Nurmaedi berencana melebarkan sayap membuka cabang di sekitar kampus UGM. Dia menyadari mahasiswa terutama anak kos sangat gemar makan mi. Menurutnya mi pelangi menjadi salah satu alternatif makanan tanpa bahan pengawet.
"Makanan tidak sekadar enak tapi juga menyehatkan dan tidak berdampak apa-apa kecuali kenyang hahahaaa...," tandas penggemar batu akik tersebut.
sumber: www.suaramerdeka.com
Senin, 18 Oktober 2010
Nikmatnya Mi dari Sayuran


0 komentar:
Posting Komentar